Senin, 09 September 2013

Luka Itu Masih Ada.

Hai kamu yang disana, yang dulu  pernah jadi terspesial di hidupku. Kamu begitu memuakkan, sekarang. Oh, mungkin daridulu. Namun aku baru menyadari, tepatnya 1 bulan yang lalu.

Sudah 1 bulan kita berpisah, bukan? Aku sama sekali tidak menyesal telah memutuskan hubungan kita. Bagaimana mau menyesal? Untuk apa mencintai seseorang yang bisanya cuma bikin sakit?Untuk apa menyayangi orang yang tidak punya perasaan sama sekali? Untuk apa mempertahankan orang sepertimu;orang yang (menurutku) tidak pantas untuk diperjuangkan?
Maaf jika memang kata-kataku terlalu 'kejam' untuk diucapkan. Tapi sifatmu jauh lebih kejam daripada itu. Sadarkah kamu?

Oke, kita memang bukan apa-apa lagi sekarang. Aku memang tidak seharusnya mengungkit-ungkit yang sudah lalu. Tapi aku masih merasakan bekas luka-luka itu...
Kamu memang sudah meminta maaf atas semua kesalahanmu. Dengan perkataan aku memang bisa menjawab iya... Namun dihati ini, yang merasakan sendiri tusukan-tusukan itu, masih menjawab tidak. Karna lagi-lagi aku harus bilang; kamu begitu menyakitkan.

Di lubuk hatiku terdalam, sebenarnya aku menyesal bisa mengenalmu. Apalagi memperbolehkanmu masuk di duniaku. Kamu memang awalnya tak ada habis-habisnya bikinku bahagia. Namun akhirnya apa? Kamu kecewakan aku yang sedang cinta-cintanya padamu. Mengapa kamu bikin aku begitu tersiksa? Baiklah,inti dari semua kisahku bersamamu; cinta memang membutakan segalanya.

Tidakkah kamu, sadar diri sedikit saja? Tentang sifatmu yang tidak ada bagus-bagusnya dipelihara itu, tentang sifatmu yang hanya merugikan orang lain.
Aku hanya tidak ingin, ada lagi 'korban' setelahku.
Aku hanya tidak ingin, ada lagi yang kau sakiti setelahku.
Aku hanya tidak ingin, ada lagi orang yang menulis kisah menyakitkannya denganmu, seperti aku ini.

Apakah aku terlalu berlebihan menganggapmu seburuk ini?
Apakah kamu merasa aku terlalu sok tau tentang sifatmu?
Apakah kamu merasa aku tidak seharusnya menuliskan semua ini?

Aku hanya ingin mengutarakan, aku masih merasakan sakit karnamu.

Yang pernah membuatku terbang, sekaligus membuatku jatuh,
A.                                         





0 komentar:

Posting Komentar