Sabtu, 07 September 2013

Andai Kamu Tau, Sesungguhnya......

Andai kamu tau, aku disini masih menunggumu.
Andai kamu tau, aku disini masih mengharapkanmu.
Andai kamu tau, aku disini masih memperjuangkanmu.
Andai kamu tau, aku disini bersama hatiku;yang hanya terisi untukmu.
Andai kau tau, aku disini masih berusaha membuatmu tau.

Tapi aku tak tau....
Bagaimana cara ungkapkan ini.
Apa iya, aku seorang perempuan yang harus ungkapkan pada seorang lelaki?
Bukankah yang mengungkapkan harusnya seorang lelaki?
Setauku, tugas perempuan hanyalah menunggu. Tapi. Sampai kapan?
Sampai kapan aku harus menunggu kamu yang sama sekali tak peka ini?

Sesungguhnya, aku sudah terlalu lelah.
Sesungguhnya, aku sudah terlalu sakit.
Sesungguhnya, aku sudah ingin berhenti.
Sesungguhnya, aku sudah ingin membuangmu jauh-jauh.
Sesungguhnya, aku sudah terlalu lemah mencintaimu dalam diam seperti ini.

Sesungguhnya, aku 'pernah berhasil' melupakanmu. Aku menemukan penggantimu. Aku merasa senang sekali saat itu, aku tak harus lagi menunggu, tak harus lagi sakit, tak harus lagi berjuang untukmu. Aku bahagia bersamanya. Dia pelan-pelan hapuskan lukaku.
Tapi....
Sesunggunya, dia sama saja. Sama saja denganmu. Memilih pergi saat aku sedang cinta-cintanya. Ternyata dia tak sembuhkan lukaku. Malah menambah luka baru. Aku semakin sakit.
 Lalu apa daya? Kamu dengan mudah kuingat lagi, kutulis namamu lagi dihatiku, kutunggui dirimu lagi. Sama seperti dulu.
Sesungguhnya, aku memang seharusnya diam saja. Aku sudah terlalu capek mengharapkan yang lebih baik darimu.

Kubiarkan saja waktu berlalu. Tetap dalam diam mencintaimu. Tetap menunggumu tau. Aku yakin dengan keputusanku; untuk tetap memperjuangkanmu.
 Karena jika memang kita tak berjodoh. Tuhan akan beritauku dengan caraNya.


                                                                                                           It's always been you.

0 komentar:

Posting Komentar