Minggu, 17 April 2016

AKU RINDU



Ketika langit menelan matahari
Hingga gelap bumi ini
Kumasih berdiri disini menanti
Berharap kau datang kembali
Walau hujan turun membasahi
Aku tak akan peduli

Wahai sang pemilik hati
Aku kesal dengan rindu ini
Rindu yang tak kunjung pergi
Aku ingin menyudahi
Namun teringat kenangan kita lagi

Wahai sang penghuni mimpi
Aku selalu menginginkanmu disini
Temani seluruh hari-hariku lagi
Dekap tubuhku yang lemah ini
Ciptakan senyum di bibirku saat ku sedih


Wahai sang penyemangat hari
Jangan biarkan aku sendiri
Tengoklah aku lalu kembali
Dan tak kan kubiarkan kau pergi
Kan ku genggam erat tanganmu hingga perih

Wahai yang selalu kunanti
Kembalilah…Aku rindu setengah mati



Senin, 09 September 2013

Luka Itu Masih Ada.

Hai kamu yang disana, yang dulu  pernah jadi terspesial di hidupku. Kamu begitu memuakkan, sekarang. Oh, mungkin daridulu. Namun aku baru menyadari, tepatnya 1 bulan yang lalu.

Sudah 1 bulan kita berpisah, bukan? Aku sama sekali tidak menyesal telah memutuskan hubungan kita. Bagaimana mau menyesal? Untuk apa mencintai seseorang yang bisanya cuma bikin sakit?Untuk apa menyayangi orang yang tidak punya perasaan sama sekali? Untuk apa mempertahankan orang sepertimu;orang yang (menurutku) tidak pantas untuk diperjuangkan?
Maaf jika memang kata-kataku terlalu 'kejam' untuk diucapkan. Tapi sifatmu jauh lebih kejam daripada itu. Sadarkah kamu?

Oke, kita memang bukan apa-apa lagi sekarang. Aku memang tidak seharusnya mengungkit-ungkit yang sudah lalu. Tapi aku masih merasakan bekas luka-luka itu...
Kamu memang sudah meminta maaf atas semua kesalahanmu. Dengan perkataan aku memang bisa menjawab iya... Namun dihati ini, yang merasakan sendiri tusukan-tusukan itu, masih menjawab tidak. Karna lagi-lagi aku harus bilang; kamu begitu menyakitkan.

Di lubuk hatiku terdalam, sebenarnya aku menyesal bisa mengenalmu. Apalagi memperbolehkanmu masuk di duniaku. Kamu memang awalnya tak ada habis-habisnya bikinku bahagia. Namun akhirnya apa? Kamu kecewakan aku yang sedang cinta-cintanya padamu. Mengapa kamu bikin aku begitu tersiksa? Baiklah,inti dari semua kisahku bersamamu; cinta memang membutakan segalanya.

Tidakkah kamu, sadar diri sedikit saja? Tentang sifatmu yang tidak ada bagus-bagusnya dipelihara itu, tentang sifatmu yang hanya merugikan orang lain.
Aku hanya tidak ingin, ada lagi 'korban' setelahku.
Aku hanya tidak ingin, ada lagi yang kau sakiti setelahku.
Aku hanya tidak ingin, ada lagi orang yang menulis kisah menyakitkannya denganmu, seperti aku ini.

Apakah aku terlalu berlebihan menganggapmu seburuk ini?
Apakah kamu merasa aku terlalu sok tau tentang sifatmu?
Apakah kamu merasa aku tidak seharusnya menuliskan semua ini?

Aku hanya ingin mengutarakan, aku masih merasakan sakit karnamu.

Yang pernah membuatku terbang, sekaligus membuatku jatuh,
A.                                         





Minggu, 08 September 2013

Sampai Kapan? Aku Tak Tau.

"Apa kamu puas dengan cinta yang seperti itu? Sampai kapan, kamu terus duduk disitu menunggu dia balik menginginimu?"

Puas? Tentu saja tidak.
Dan, Sampai kapan?....entahlah. 
Aku pun tak tau, mengapa aku berpikir, menunggu adalah bagian dari hidupku.
Sesakit itu kah cinta yang kurasakan?
Sampai kapan aku harus menahan rasa sakit ini?
Sampai kapan aku harus menahan air  mata yang selalu ingin keluar?
Sampai kapan aku harus menahan lelahnya rasa menunggu?
Sampai kapan???

Mengapa aku harus jatuh cinta sendirian seperti ini.
Aku memang tidak tau bagaimana tepatnya perasaanmu padaku.
Tapi melihat sikapmu, kamu memang hanya menganggapku lalu.
Jika kamu bisa menganggapku seperti itu, mengapa aku tidak?
Lagi-lagi aku harus bertanya,
Mengapa aku harus seperti ini?
Mencintai seseorang, yang mungkin sama skali tak pernah memikirkanku.
Dan mengapa aku harus repot-repot menuliskan semua ini?
Kamu bakal membacanya saja tidak.

Aku tak tau...
Mengapa perasaan ini terus tetap ada...
Aku tak tau...
Mengapa kau lah orang yang kupilih untuk menempati hati ini...
Aku pun tak tau...
Mengapa aku berpikir, kamulah salah satu penyebab bahagia ku ada...

Dan sampai kapan...
Aku terus bertanya-tanya seperti ini?


Sabtu, 07 September 2013

Andai Kamu Tau, Sesungguhnya......

Andai kamu tau, aku disini masih menunggumu.
Andai kamu tau, aku disini masih mengharapkanmu.
Andai kamu tau, aku disini masih memperjuangkanmu.
Andai kamu tau, aku disini bersama hatiku;yang hanya terisi untukmu.
Andai kau tau, aku disini masih berusaha membuatmu tau.

Tapi aku tak tau....
Bagaimana cara ungkapkan ini.
Apa iya, aku seorang perempuan yang harus ungkapkan pada seorang lelaki?
Bukankah yang mengungkapkan harusnya seorang lelaki?
Setauku, tugas perempuan hanyalah menunggu. Tapi. Sampai kapan?
Sampai kapan aku harus menunggu kamu yang sama sekali tak peka ini?

Sesungguhnya, aku sudah terlalu lelah.
Sesungguhnya, aku sudah terlalu sakit.
Sesungguhnya, aku sudah ingin berhenti.
Sesungguhnya, aku sudah ingin membuangmu jauh-jauh.
Sesungguhnya, aku sudah terlalu lemah mencintaimu dalam diam seperti ini.

Sesungguhnya, aku 'pernah berhasil' melupakanmu. Aku menemukan penggantimu. Aku merasa senang sekali saat itu, aku tak harus lagi menunggu, tak harus lagi sakit, tak harus lagi berjuang untukmu. Aku bahagia bersamanya. Dia pelan-pelan hapuskan lukaku.
Tapi....
Sesunggunya, dia sama saja. Sama saja denganmu. Memilih pergi saat aku sedang cinta-cintanya. Ternyata dia tak sembuhkan lukaku. Malah menambah luka baru. Aku semakin sakit.
 Lalu apa daya? Kamu dengan mudah kuingat lagi, kutulis namamu lagi dihatiku, kutunggui dirimu lagi. Sama seperti dulu.
Sesungguhnya, aku memang seharusnya diam saja. Aku sudah terlalu capek mengharapkan yang lebih baik darimu.

Kubiarkan saja waktu berlalu. Tetap dalam diam mencintaimu. Tetap menunggumu tau. Aku yakin dengan keputusanku; untuk tetap memperjuangkanmu.
 Karena jika memang kita tak berjodoh. Tuhan akan beritauku dengan caraNya.


                                                                                                           It's always been you.

Jumat, 06 September 2013

Kembalilah...

"Kamu mau tahu cerita akhirnya? Iya, dia tidak berbeda denganmu. Dia membuatku mulai mencintainya, lalu aku percaya segala perkataannya. Ketika kuharap dia menjadi yang pertama, ternyata dia malah menjadikanku yang kesekian. Dia tinggalkan aku semudah kamu meninggalkanku. Dia pergi semudah kamu memilih pergi. Aku tak tahu, Sayang. Sekarang siapa yang salah? Siapa yang berdusta? Rasanya aku sudah terlalu lelah. Terlalu lelah merindukanmu, juga sudah terlalu lelah mengharapkan seseorang yang lebih baik darimu.

Apakah aku harus berkata hal bodoh ini? Aku ingin kamu kembali......"

Hiks:') nemu kata2 ini. Bener2 aku banget.
Hai yang disana, yang menjadi penyebab ku menunggu,mungkin kamu nggak akan baca tulisan ini. Aku hanya sedang berusaha. Berusaha kembali padamu, berusaha kamu tau semua ini. Tau tentang hatiku... yang sudah tertata rapi hanya untukmu. :)

14.